Komite Sosial Sidang Umum ke-33 Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) telah menyepakati resolusi tentang penguatan kerja sama regional bagi peningkatan sumber daya untuk tanggap darurat di negara terdampak dan Teknologi Ramah Lingkungan.

     Dua resolusi tersebut telah disetujui secara mufakat pada Sidang Komite Sosial, Rabu lalu. Demikian laporan yang disampaikan Ketua Sidang Komite Sosial Atte Sugandi pada Sidang Pleno ke dua AIPA, Jum’at (21/9) di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Atte mengatakan, pada sidang Komite Sosial yang lalu membahas tiga agenda penting yaitu, agenda pertama, meningkatkankesadaran publik dan mempromosikan masyarakat dalam program-program yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana dan tanggap darurat untuk mempromosikan ketahanan masyarakat terhadap bencana, Agenda ke dua, mempromosikanpengembangan dan transfer karbon rendah dan penelitian teknologi ramahlingkungan dan agenda ke tiga laporan dari pertemuan ke-9 AIFOKOM yang berlangsung di Yogyakarta pada Juli lalu.

Resolusi tentang penguatan kerja sama regional dan teknologi ramah lingkungan menjadi agenda penting mengingat banyak Negara di Asia Tenggara rawan terjadi bencana alam.

Dalam resolusi pertama, ingin mempersiapkan masyarakat tanggap bencana dan memberikan pendidikan kepada masyarakat dalam mengatasi bencana.

Resolusi ini juga ingin memberikan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi jika terjadi bencana.

Pengalaman menunjukkan ketika terjadi bencana tsunami di Aceh beberapa tahun lalu, masyarakat panik dibuatnya, karena masyarakat tidak pernah diberikan pelajaran ketika menghadapi bencana dan bagaimana mengatasinya.

Di sini diperlukan pendidikan menghadapi bencana dengan memasukkan pada salah satu kurukulum di sekolah.

Sementara, terkait isu mempromosikanpengembangan dan transfer karbon rendah dan penelitian teknologi ramahlingkungan, AIPA mendorong upaya pengembangan diversifikasi energi untuk mengganti penggunaan energi minyak.

Resolusi ini fokus pada kebutuhan untukmeningkatkan upaya mengurangi perubahan iklim dan dampak degradasi lingkungan, antara lain dengan diversifikasi energi dengan penggunaan bahan bakar alternatif, promosi konservasi energi dan efisiensi energi dan pelaksanaan kegiatan karbon rendah dalam setiap skala sektor industri.

Selain itu juga mendorongnegara-negara anggota AIPA untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pertumbuhan karbon rendah dan mendorong penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi rendah karbon.

Sementara resolusi ke tiga, mengadop laporan Sidang AIFOKOM ke-9 yang berlangsung bulan  Juli lalu di Yogyakarta, yang intinya menekankan kesepakatan Asean menuju 2015 bebas narkoba.

            Dalam Sidang AIFOKOM telah disepakati dua draft resolusi yaitu “Role of Parliaments in Drug Demand and Supply Reduction and the Plan of Action to Combat the Drug Menace Consistent with Asean Vision”.

            Draft resolusi ini diluncurkan sebagai salah satu upaya dalam memerangi kejahatan narkoba dan mendukung tujuan bersama, yaitu menciptakan kawasan Asean yang bebas narkoba pada tahun 2015.

            Draft resolusi yang ke dua adalah “Establishment of Technical Working Group of AIFOKOM”. Berdasarkan draft resolusi tersebut, para anggota AIPA diharuskan untuk membentuk sebuah Technical Working Group sebagai forum kerjasama bagi para ahli dan institusi masing-masing Negara anggota AIPA dengan tujuan untuk mengharmonisasi regulasi dan menssinkronisasi aksi bersama dalam memerangi narkoba. (tt)/foto:iwan armanias/parle.